Minggu, 09 September 2012

Kuliner Madiun : Soto Nyamleng ... boleh dicoba

                  
Friend, sudah ke sini belum?

Robos Mirous

Salah satu menu yang memiliki metamorphosis sempurna, dan tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara, adalah Soto. Dari Soto lamongan, Madiun, Madura, bermetamorf dengan kuah santan menjadi soto Betawi juga Empal Gentong di Cirebon, lalu menjadi Coto di Makassar.

Berbeda dengan Coto Makassar telah lama menjadi destinasi sehari-hari di Makassar. Soto Madiun dua masa yang silam merupakan makanan mewah. Mengapa? Karena Soto atau Rawon adalah menu yang sering dipergunakan untuk menjamu dalam perhelatan, mulai dari perkawinan hingga khittan. Tetapi dengan gempuran modernisasi  Soto maupun Rawon bukan lagi barang mewah. Seandainya tampil pun, sering hanya berfungsi sebagai pelengkap.

Kali ini saya akan membagikan kepada teman-teman, bisik-bisik dari seorang teman pula. Sebuah “warung soto” yang “berasa “ Madiun. Tapi seperti biasa,  “warung” dengan rasa khas, akan mempunyai pengunjung yang khas pula (jumlahnya)  

Pagi itu setelah jalan-jalan pagi bersama keluarga kecewa kehabisan pecel, kami berputar-putar Madiun berharap mendapat tempat makan yang sedikit menggoyang lidah. Setelah berputus asa tiba-tiba saya ingat cerita seorang teman  tentang ROBOS- MIROUS (RM) 

Robos Mirous terletak di halaman pasar Sleko, dari pintu barat masuk melalui los buah-buahan, terus mentok, belok kiri sedikit sudah tampak  deh warungnya.

Sekitar jam tujuh pagi, sudah penuh. Sejujurnya saya paling tidak menikmati makan dikeramaian, apalagi ditunggu penggunjung yang berdiri,..haduh lebih baik pulang. Tetapi karena pagi itu kami kelaparan, dan tampak sebuah keluarga berdiri. Tanpa di beri aba-aba, anak-anak menyerbu meja yang di tinggalkan keluarga tersebut.
 
Saking sibuknya, pinjam lauk pun di protes pengunjung
ROBOS MIROUS menjual soto dan rawon. Tetapi menurut lidah saya sotonya lebih mantap. Khas Madiunnya terasa, aroma daun jeruk nipis berpadu dengan merica…yummy.
 
Soto dihidangkan bersama nasi dalam mangkuk  dengan porsi kecil untuk ukuran umum. Sedang berbagai lauk dihidangkan dalam piring-piring di depan penjual, mulai dari daging, perkedel kentang, jeroan handuk, hati dan lain-lain. Jadi ketika ingin pelanggan ingin menambah lauk, penjual akan mengambil dan mengiris-irisnya,… kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk untuk dihidangkan.

So, mau nambah lauk berapapun hayuuuk, semua siap tersedia.
Bagaimana??
Tertarik untuk mencoba??

2 komentar: